info kesehatan Ladies, bagaimana Anda menggunakan internet sehari-hari? Apakah Anda sering mengecek e-mail, Twitter atau social media lainnya? Menonton berbagai video di Youtube? Berpindah-pindah dari satu tab ke tab yang lain, dari mengunduh lagu hingga chatting bersama teman-teman?
Jika Anda sering melakukannya di luar pekerjaan yang berhubungan dengan internet, awas, bisa jadi Anda sedang depresi. Hal ini diungkapkan oleh nytimes.com berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IEEE Technology and Society Magazine. Dari 216 orang sampel pengguna internet, sekitar 40 persennya mengalami gejala depresi. Umumnya depresi ini menyerang mahasiswa dan para pekerja.
Mereka yang didiagnosa depresi menggunakan internet dalam intensitas tinggi dan banyak mengakses situs berbagi file online, misalnya untuk mengunduh film dan musik. Selain itu, akses ke e-mail dan social media yang tinggi menunjukkan indikasi kecemasan berlebih. Hal ini terkait pekerjaan, kehidupan sosial atau rasa kesepian yang menyebabkan seseorang mengalami tekanan tanpa disadari.
Selain intensitas akses internet yang tinggi, penggunaan internet oleh mereka yang depresi juga menunjukkan perbedaan. Salah satunya adalah yang disebut "flow duration entropy". Flow duration entropy adalah frekuensi berpindah-pindah tab yang sering, misalnya membuka e-mail selama 10 detik, kemudian berganti menonton Youtube 1 menit, kemudian berganti mengecek e-mail kembali. Jika hal ini terjadi berulang-ulang maka mengindikasikan seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi lho.
Para ahli menyarankan agar diciptakannya sebuah software yang dapat melacak perilaku penggunaan internet dan menghubungkannya dengan tingkat depresi seseorang. Tujuannya agar pengguna dapat mengetahui kondisi dirinya dan dapat menyalurkan emosinya ke hal yang lebih produktif di dunia nyata. Apakah Anda mengalami gejala yang serupa? Semoga tidak ya ...
Jika Anda sering melakukannya di luar pekerjaan yang berhubungan dengan internet, awas, bisa jadi Anda sedang depresi. Hal ini diungkapkan oleh nytimes.com berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IEEE Technology and Society Magazine. Dari 216 orang sampel pengguna internet, sekitar 40 persennya mengalami gejala depresi. Umumnya depresi ini menyerang mahasiswa dan para pekerja.
Mereka yang didiagnosa depresi menggunakan internet dalam intensitas tinggi dan banyak mengakses situs berbagi file online, misalnya untuk mengunduh film dan musik. Selain itu, akses ke e-mail dan social media yang tinggi menunjukkan indikasi kecemasan berlebih. Hal ini terkait pekerjaan, kehidupan sosial atau rasa kesepian yang menyebabkan seseorang mengalami tekanan tanpa disadari.
Selain intensitas akses internet yang tinggi, penggunaan internet oleh mereka yang depresi juga menunjukkan perbedaan. Salah satunya adalah yang disebut "flow duration entropy". Flow duration entropy adalah frekuensi berpindah-pindah tab yang sering, misalnya membuka e-mail selama 10 detik, kemudian berganti menonton Youtube 1 menit, kemudian berganti mengecek e-mail kembali. Jika hal ini terjadi berulang-ulang maka mengindikasikan seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi lho.
Para ahli menyarankan agar diciptakannya sebuah software yang dapat melacak perilaku penggunaan internet dan menghubungkannya dengan tingkat depresi seseorang. Tujuannya agar pengguna dapat mengetahui kondisi dirinya dan dapat menyalurkan emosinya ke hal yang lebih produktif di dunia nyata. Apakah Anda mengalami gejala yang serupa? Semoga tidak ya ...
0 Response to " Internet Dengan Tingkat Depresi Seseorang"
Posting Komentar