Bolehkah Diet Makanan Mentah??


Info Kesehatan Diet raw food pertama kali dicetuskan oleh Maximillian Bircher-Benner (1867-1939), seorang dokter asal Swiss yang meneliti makanan mentah untuk pengobatan pasiennya. Mengonsumsi makanan mentah versi Banner adalah mengonsumsi bahan makanan yang tidak dimasak, serta tidak terpapar pestisida dan herbisida (bahan kimia pembunuh hama), yang meliputi buah segar, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Saat ini diet raw food sudah mengalami variasi. Ada yang memilih mengonsumsi 75%-80% makanan berbahan dasar tumbuh-tumbuhan yang tidak dimasak atau dimasak dengan suhu tidak lebih dari 57,5 derajat celcius. Ada juga yang memilih produk hewani seperti susu yang tidak dipasteurisasi, keju dari bahan dasar
susu mentah, daging ikan mentah, dan daging lainnya yang dimasak tidak terlalu matang.

Nurfi Afriansyah, S.K.M., M.Sc dari Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, susu dan olahannya, seperti keju, memberikan banyak manfaat gizi. Namun, susu 'mentah' (susu tanpa dipasteurisasi) dapat mengandung mikroba berbahaya yang dapat berisiko serius bagi kesehatan.

Penelitian yang dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dari Amerika Serikat menunjukkan, antara tahun 1993 dan 2006 lebih dari 1500 orang di AS sakit akibat minum susu 'mentah' atau makan keju yang terbuat dari susu 'mentah'. CDC juga melaporkan bahwa mengonsumsi susu tanpa pasteurisasi berkemungkinan 150 kali menimbulkan penyakit food-borne (penyakit yang timbul akibat makanan yang terkontaminasi) dan menyebabkan risiko rawat inap 13 kali lebih besar daripada mengonsumsi produk susu yang dipasteurisasi. Susu tanpa pasteurisasi dapat membawa bakteri Salmonela, E-Coli, dan Listeria, yang menimbulkan banyak penyakit food-borne, terutama pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah (orang usia lanjut, hamil, dan anak-anak).

Pasteurisasi (proses pemanasan paling tidak 72 derajat celcius selama 15 detik) membantu menjamin keamanan susu dari kemungkinan tercemar mikroba berbahaya tersebut. Pasteurisasi tidak menyebabkan intoleransi laktosa dan reaksi alergis; tidak menurunkan nilai gizi susu; serta dapat mematikan mikroba berbahaya tanpa menghilangkan zat antibakteri penting dalam susu yang menyehatkan (laktoferin, laktoperoksidase, lisozim). Ikan dan daging yang dimasak setengah matang juga mirip seperti itu. Proses pemasakan setengah matang masih memberi 'peluang' pada mikroba dalam ikan dan daging (keduanya rentan tercemar) untuk tetap hidup dan menimbulkan food-borne





Mengonsumsi sayuran mentah untuk mengoptimalisasi asupan gizi juga tidak selalu benar. Memasak sayuran justru bisa membantu memudahkan proses pencernaan zat gizi yang ada di dalamnya -seperti disebut dalam penelitian British Journal of Nutrition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menjalani diet ketat makanan mentah memiliki kadar likopen di bawah rata-rata. Padahal likopen sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antikanker dan penurun kolesterol.

0 Response to "Bolehkah Diet Makanan Mentah??"

Posting Komentar