Melindungi Diri Dari Penyakit

Info Kesehatan
Hasil riset yang dilakukan oleh IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia), Departemen Kesehatan Lingkungan FKM-UI, dan PT. Bayer Indonesia pada tahun 2008 terhadap 200 karyawan di  20 gedung perkantoran di Jakarta, ditemukan 51% responden menderita SBS (Sick Building Syndrome). Yang ‘mengerikan’, kebanyakan penderita tidak menyadari bahwa dirinya terkena SBS. Mereka kerap menyalahtafsirkan kondisi kesehatan mereka yang menurun sebagai stres atau gejala flu biasa.


Menurut Dr. Budi Haryanto. PhD, Msc, Associate Professor dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, faktor lingkungan kantor memegang peranan penting menyangkut berkembangnya potensi risiko SBS. Salah satunya adalah faktor eksternal, yaitu polutan dan radikal bebas yang terbawa dari luar ruangan. Kasus ini biasa terjadi pada gedung-gedung perkantoran yang mayoritas pegawainya memakai tansportasi umum.

Sayangnya, faktor eksternal ternyata hanya memegang peranan kecil. Bahaya sebenarnya justru datang dari dalam ruangan. Peralatan dan fasilitas kantor seperti mesin fotokopi, printer, toilet, karpet, bahkan cat dinding, justru menjadi penyumbang polutan kimiawi dan biologis terbesar yang menyebabkan SBS. Akibatnya, kita bagaikan tinggal satu atap bersama musuh, setidaknya 8 jam dalam sehari.

Bayangkan Anda harus mengirup udara yang terkontaminasi oleh bakteri-bakteri berbahaya seperti E. Coli atau Legionella selama 8 jam terus menerus, 5 hari dalam seminggu. Dipastikan kedua bakteri ini ramai berpesta di dalam saluran pernapasan Anda. Tidak heran kalau dalam kurun waktu satu bulan, pasti ada saja dua-tiga hari kerja yang terbuang sia-sia karena Anda terbaring sakit. Segi finansial juga ikut terganggu, terutama apabila take home pay Anda dipengaruhi oleh komisi yang datang dari berbagai transaksi dari hari ke hari.

Menurut Dr. Budi Haryanto, gejala awal SBS memang mirip flu, sehingga sering disepelekan. Misalnya, mata perih, hidung meler, sakit kepala, batuk kering, susah berkonsentrasi, hingga gatal-gatal pada permukaan kulit. Gejala ini biasanya hilang dalam 15-30 menit setelah Anda berada di luar bangunan kantor, dan muncul kembali dalam waktu 1-2 jam setibanya Anda di kantor. Meski sepintas terlihat sepele, namun bila diabaikan dan tidak ditangani lebih lanjut, SBS bisa merusak kesehatan secara permanen.

Pada dekade 1990-an, Hong Kong dan Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang terkontaminasi SBS. Belajar dari pengalaman, kedua negara ini lalu sibuk berbenah, hingga akhirnya berhasil mencapai standar internasional yang mewajibkan setiap perkantoran mempunyai air cleaner di setiap bangunannya.

Sayangnya, Indonesia belum bisa mengikuti langkah bijak Singapura dan Hong Kong tersebut, apalagi SBS masih kerap dianggap ‘anak bawang’ di dalam lingkup dunia kesehatan, sehingga kurang mendapat sosialisasi. Dan meskipun di Jakarta sudah ada beberapa gedung perkantoran yang memenuhi standar kesehatan internasional, nyatanya masih lebih banyak gedung perkantoran yang tidak terlalu mengindahkan imbauan itu. Alasan yang paling umum dikemukakan: biayanya sangat mahal. Padahal, gedung-gedung perkantoran, terutama yang didominasi kaca dan minim ventilasi, merupakan lahan subur sebagai tempat berkembangnya SBS. Kantor dengan karakteristik bangunan seperti ini wajib berinvestasi pada air cleaner. Selain udara bersih dari bakteri, asupan oksigen pada otak para penghuninya juga akan bertambah, sehingga kemampuan berkonsentrasi meningkat.

Namun bila memang benar-benar belum memungkinkan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menangkal dan memerangi SBS di kantor Anda, karena gedung yang ‘sakit’ jelas bukan tempat yang layak untuk bekerja::
1. Bila penggunaan air cleaner dirasa terlalu mahal, ada solusi murah meriah yang dijamin tidak akan membuat rekening listrik kantor Anda membengkak. Beberapa jenis tanaman hias terbukti secara alami mampu menyerap lebih dari 107 senyawa polutan. Beberapa tanaman yang bersifat anti polutan antara lain Lidah Mertua (Sansevieria sp), Palem Kuning, Philodendra, Aglaonema, dan Anthurium.
2. Sosialisasikan agar mengurangi pemakaian AC. Sebelum pukul 10 pagi, AC tak perlu dihidupkan dulu, buka jendela kantor lebar-lebar, dan biarkan udara  segar dan sinar matahari pagi melancarkan sirkulasi udara di dalam ruangan kantor.
3. Sebulan sekali adakan acara bersih-bersih di kantor. Debu yang menempel di bawah meja atau perangkat elektronik bisa memicu flu, dan ketika Anda bersin, bakteri yang dikeluarkan akan berputar di ruangan kantor selama berhari-hari.
4. Tak perlu menunggu gejala datang, Anda bisa menghindarinya dengan secara rutin keluar dari gedung. Misalnya, setiap dua jam sekali, sempatkan keluar dari gedung – cukup keluar dari lobby— selama 5 menit saja untuk sekadar menghirup udara segar. Tapi jangan  sekali-kali menggunakannya untuk merokok!

0 Response to "Melindungi Diri Dari Penyakit"

Posting Komentar