Hidup Sehat Yang Sederhana

Info Kesehatan Jalan untuk menjadi sehat seharusnya sederhana. Namun, gempuran berbagai informasi -apalagi di zaman teknologi internet ini- akan gaya hidup dna pola makan sehat menjadi segalanya terasa rumit. Apa benar kita harus selalu berhitung soal kalori (dan zat atau mineral lain) saat akan makan? Padahal, kalau saja kita mau mengingat petuah Ibu atau nenek kita, rumus sehat itu simpel saja. Berikut saran Michael Pollan lewat bukunya Food Rules:

Berbelanja di pasar lokal
Hampir semua bahan makanan yang cepat busuk ada di sini. Selagi masih segar, bahan makanan itulah yang
terbaik ketimbang yang sudah diawetkan. Jahe, lengkuas, dan kunit memiliki sifat pengawet dan antiseptik alami. Pilih pengawet alami ini ketimbang buatan pabrik.

Tidak membeli produk makanan yang mengandung bahan yang tidak umum digunakan

 
Contohnya, ammonium sulfat, kalsium propianat (bahan pengawet), atau selulosa. Bahan-bahan tersebut mengandung bahan kimiawi tambahan dan memiliki sifat amoniak. Makanan yang dibuat oleh manusia pasti lebih baik dibandingkan yang dibuat di pabrik. Salah satu alasannya, umumnya pabrik menggunakan pengawet.

Bisakah Anda membayangkan bentuk mentah dari berbagai keripik kemasan? Lebih baik isi keranjang belanja Anda dengan keripik kentang atau keripik singkong, bila keripik tersebut jelas-jelas dari singkong atau keripik yang diolah tanpa tambahan bahan perasa lainnya.

Ingat rumus sederhana nenek moyang

Mengonsumsi jamur, tumbuh-tumbuhan, dan ikan lebih baik daripada menyantap daging unggas. Tapi memakan daging unggas lebih baik daripada daging sapi atau hewan berkaki empat lainnya.Semakin warna-warni isi piring Anda, semakin banyak sumber vitamin dan mineralnya. Konsumsilah sayuran aneka warna, buah, dan sedikit daging, dalam satu porsi.

Kalau dulu permen, panekuk, kaastengels, dan sebagainya dibuat hanya ketika ada event istimewa, maka menyantapnya pun hanya pada kesempatan istimewa. Jadi, sesuatu yang oleh nenek moyang kita hanya dikeluarkan pada kesempatan istimewa, sebaiknya tidak dikonsumsi sehari-hari.

Ingat lagi menu-menu warisan tradisional nenek kita, masa-masa di mana makanan cepat saji belum sedemikian menjamur. Saat itu, penyakit dan obesitas pun belum terlalu banyak. Rahasianya adalah penggunaan bahan-bahan yang alamiah dan segar -termasuk kombinasi suatu jenis hidangan, misalnya menyertakan lobak di dalam soto supaya kolesterol terserap oleh lobak- serta cara makan tradisional yang lebih sehat. Masak praktis ala Barat boleh saja, sejauh tidak membuat Anda terlalu sering menggunakan saus atau bahan makanan lain dari kemasan.

Memilih daging dan buah
 

Hindari daging hewan yang diberi suntikan tertentu dan pilih daging hewan yang makan rumput. Hewan yang mengonsumsi tumbuhan hijau biasanya memiliki daging lemak yang lebih sehat, seperti mengandung lebih banyak omega 3 dan sedikit omega 6, juga memiliki kadar vitamin dan antioksidan yang lebih baik.

Pilih buah sesuai musim. Hanya karena dikatakan sejenis apel tertentu itu sehat, lalu Anda merasa harus menghadirkannya setiap hari. Itu bukan solusi sehat karena apel adalah buah musiman. Juga jadi mahal karena harus diimpor dari negara lain. Juga mehal bila dipandang dari segi kesehatan lingkungan

Hati-hati jebakan 'rendah lemak'
Produk 'rendah lemak' atau 'tanpa lemak' tidak selalu baik. Sebab memisahkan lemak dari bahan makanan bukan berarti menghilangkan lemaknya sama sekali. Bahkan, produk tersebut ditambah dengan pemanis agar lebih kaya rasa.

Sesuatu yang 'terlalu' itu tidak baik. Karenanya, ketimbang memilih produk makanan 'rendah lemak' atau 'tanpa lemak' tapi kita santap seperti mengonsumsi makanan berlemak dengan porsi yang sama, lebih baik kita mengonsumsi apa pun secara bijak.

Sesekali mengonsumsi ayam goreng cepat saji, burger, atau soda, tentu tak dosa. Hanya saja, produsen makanan telah membuat sajian yang sebelumnya mahal dan sulit dibuat menjadi murah sehingga kita sering mengonsumsinya. Cobalah membuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang lebih sehat. Tak kalah lezat, kok. Namun batasi frekuensinya.

0 Response to "Hidup Sehat Yang Sederhana"

Posting Komentar